Tren Terkini Kehidupan Masyarakat Perkotaan
”Area shopping mall (Neo SOHO) 6 lantai, ditambah dengan 2 lantai basement yang dilengkapi dengan fasilitas parkir 9 lantai. Merupakan shopping mall dengan Store-within-a-Store-Concept, sebagai target high-end customers dan tenants," jelas Veri Y. Setiady, Executive Director APL di So-Ho Project Site Podomoro City, Jalan Let Jend S Parman Kav. 28 Jakarta Barat, baru-baru ini.
"Tersedia lantai khusus area makanan atau culinary food court, high ceiling fine dining area and entertainment centre," terangnya.
Neo SOHO bagian SOHO@Podomoro City seluas 2,3ha senilai Rp23 triliun, ikon proyek terbaru beragam keunggulan dan mengakomodir kehidupan masyarakat di perkotaan. Menghadirkan Mix-Used Building pertama di Indonesia berkonsep SOHO (Small Office Home Office), termasuk menghadirkan Sustainable Green Concept, semuanya baru bisa dinikmati mulai pertengahan 2015 mendatang.
"Properti selalu menjadi alternatif investasi menjanjikan. Pertumbuhan ekonomi yang kian stabil, kebutuhan properti di kota besar selalu tinggi," jelas Veri.
Sejauh ini, konsep SOHO menjadi tren yang mengakomodir bersatunya kebutuhan kantor dan hunian. "Metropolitan yang selalu padat, SOHO solusi bagi profesional yang sangat menghargai waktu dan fokus bekerja di tempat tinggalnya."
SOHO @ Podomoro City terdiri dari Menara SOHO 40 lantai, bangunan multifungsi tempat tinggal, tempat usaha atau keduanya, hadir 2 lantai setiap unitnya. Termasuk di dalamnya NEO SOHO, yang terintegrasi dengan Menara Perkantoran 43 lantai.
Potret Kehidupan Masyarakat Pedesaan
Hujan emas di negeri orang lebih
baik hujan batu di negeri sendiri” sepenggal kalimat yang sangat sederhana
namun memiliki makna yang mendalam dan jarang sekali orang yang mau
menjadikannya sebagai cermin kehidupan untuk meraih masa depan yang gemilang.
Terbuai dan terlena dengan kemewahan hidup sering membuat orang lupa akan tujuan kehidupan yang sesungguhnya (kecuali untuk beribadah).Mengejar kebahagiaan hidup membuat setiap orang harus berpacu dengan waktu dan ingin selalu menjadi yang terdepan dan terbaik, sehingga kadang membuat kita lupa dengan aturan berkompetisi, menghalalkan segala cara yang penting tujuan tercapai.
Terbuai dan terlena dengan kemewahan hidup sering membuat orang lupa akan tujuan kehidupan yang sesungguhnya (kecuali untuk beribadah).Mengejar kebahagiaan hidup membuat setiap orang harus berpacu dengan waktu dan ingin selalu menjadi yang terdepan dan terbaik, sehingga kadang membuat kita lupa dengan aturan berkompetisi, menghalalkan segala cara yang penting tujuan tercapai.
Inaq Lukman (48 ) salah seorang
warga Kayangan yang mencoba berjuang mengais rizki sebagai pemecah batu krikil
menjadi contoh nyata bagaimana kerasnya perjuangan hidup zaman sekarang ini.
Pesanan sekian kubik batu krikil oleh para konsumen membuatnya lupa menghapus
tetesan keringat yang membasahi kaos oblong dipakainya, lupa akan pegal
ditubuhnya, lupa akan taburan debu jalanan yang menghampirinya, hanya satu yang
terbayang sebagai motivasi usahanya yakni kebahagiaan dapat memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari.
Ketika ditemui wartawan media ini
di rumahnya Dusun Santong Barat Kecamatan Kayangan KLU, Inaq Lukman mengaku,
dirinya ingin memberikan contoh bagi rekan-rekan pemuda khususnya yang tak
memiliki lapangan pekerjaan untuk tidak gengsi melakukan pekerjaan seperti yang
digelutinya selama ini yang walaupun kelihatan hina tetapi ini pekerjaan yang
halal, tidak merugikan orang lain dan Insya Allah tidak mengandung benih
korupsi.
Dikatakan, prosfek usaha yang
selama ini menghidupi keluarganya dan sudah berlangsung delapan bulan menekuni
pekerjaan tersebut,dirinya merasa tetap kualahan memenuhi pesanan
konsumen.Diakuinya, batu pecahan hasil produksinya, banyak sekali orang yang
membutuhkannya. Bahkan menurut beberapa Supplier matrial di beberapa proyek
pembangunan di Lombok Utara, yang mengharuskan mereka harus beli matrial di
luar KLU.
Hal inilah yang memotivasi dirinya untuk bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan sendiri tanpa harus berpangku tangan saja.Karena untuk pengadaan bahan baku krikil yang didapatkan di alam bebas sekarang ini sudah agak langka. Kebutuhan akan penyediaan krikil di daerah ini sangat di rasakan manfaatnya namun masih jauh dari harapan. Itulah sebabnya Inaq Lukman dengan bermodalkan pendidikan SD harus rela menggeluti pekerjaan yang membutuhkan ketabahan ini.Karena suply bahan baku bangunan seperti krikil ini sangat dibutuhkan dalam rangka menyukseskan program pembangunan jalan,jembatan dan lain sebagainya di kawasan KLU.
“Ini tentunya peluang bagi orang
yang tidak punya pekerjaan, hasilnya lumayan bisa memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, dengan pendapatan rata-rata Rp. 30.000 perhari,”terangnya.
Inaq Lukman juga menambahkan
motivasinya melakukan kegiatan ini adalah agar ia tetap selalu kumpul bersama
keluarga, tidak pisah-pisah seperti menjadi tenaga kerja ke luar daerah dan ke
luar negeri, karena menurutnya banyak sekali sekarang ini keluarga atau rumah
tangga yang hancur berantakan bukan hanya karena faktor ekonomi tetapi juga
faktor social lainnya.
SUMBER :
[1] http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1930215/tren-terkini-kehidupan-masyarakat-perkotaan
[2] http://suarakomunitas.net/baca/24644/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar